Jealousy

Karya: Morning-dew

Leslie menatap lembut Debby, gadis berambut pirang yang siang itu berpakaian kasual serasi dengan bentuk tubuhnya. Senyumnya manis, dan sangat ramah. Sejak awal jumpa Leslie memberi nilai ‘menarik’ pada karakter Debby.

“Kau mau minum apa, Girl? Jus buah atau susu?” Leslie membuka percakapan dengan santai.

“Aku suka jus buah, kata Mommy itu menyehatkan kulitku.”

“Oh, ya? Apa lagi kata-kata Mommy yang kau ingat?”

“Banyak sekali. Mommy bilang, aku anak cantik yang penurut dan baik. Katanya, aku anak Mommy yang paling menyenangkan.”

“Yah, kau memang seperti itu, Debby.”

“Benarkah?”

Raut wajah Debby memerah, pertanda ia senang. Terlihat jelas reaksinya saat Leslie memujinya.

Satu catatan lagi dalam pikiran Leslie, ‘menerima pujian dengan baik’.

“Sepertinya Mommy sangat menyayangimu?”

“Dari mana kau tahu, Miss?”

“Dari caranya menceritakanmu. Aku bisa merasakan itu.”

Debby tersenyum lagi dan meminum jus jeruk yang disuguhkan Leslie.

“Wow, enak jus ini, Miss! Persis seperti buatan Mommy.”

“Kau suka?”

“Sangat!”

“Baik, kau boleh minta itu kapan saja. Ok?”

“Benarkah?”

“Of course. Sekarang kembali ke kamarmu dulu ya, besok kita ngobrol lagi. Setuju?”

“Boleh minta peluk?”

Leslie dengan lembut memeluk Debby. Kemudian diantarkan gadis itu menuju kamarnya, sebuah ruang isolasi.

                                 ***

Umurnya baru lima belas tahun, tapi Debby sudah satu bulan ini diisolasi karena kasus kriminal yang dilakukannya. Ia melukai ibu dan adik tirinya dengan membabi buta.

Sekarang tugas Leslie adalah berusaha membuktikan bahwa Debby adalah seorang yang berkepribadian ganda. Namun satu bulan penyelidikan, dia belum pernah menunjukkan sesuatu yang ganjil.

Hari ini Leslie mengajak Terry, seorang gadis berusia tiga belas tahun untuk menemui Debby. Dia ingin menjadikan Terry sebagai teman Debby.

“Hai, Debby. Kau cantik dengan bandana biru itu.”

“Hai Miss, aku merindukanmu semalaman. Apa benar aku cantik?”

“Sangat cantik. Oh, ya … kenalkan ini temanku, Terry. Ia ingin menjadi temanmu.”

“Hai, Debby. Senang mengenalmu.”

Debby menatap Terry lama baru kemudian membalasnya.

“Hai, Terry. Apa kau bersahabat dengan Miss Leslie?”

“Ya, dia sering mengajakku berkuda dan menginap di rumahnya yang hangat.”

Warna muka Debby berubah seketika, pias dan kesal.

“Apa Miss Leslie juga menyukainya?”

“Sepertinya begitu.”

Tiba-tiba Debby menggeram keras kemudian berdiri dan menubruk Terry dengan kuat. Terry yang terkejut cepat bergerak menghindar hingga Debby menabrak meja di belakangnya.

Leslie segera bertindak dengan mengunci tangan Debby, hingga gadis itu tak bisa bergerak. Namun mulutnya sibuk menceracau dan berteriak.

“Kau, Terry! Kau merebut Miss Leslie dariku! Kau seperti Anny yang merebut perhatian Mommy dariku. Hingga Mommy benci padaku! Menjadi pemenang di semua kompetisi sekolah tak bisa membuat Mommy kembali menyukaiku! Kau jahat, Terry! Seperti Anny!”

Leslie cepat memanggil perawat yang sudah berjaga di luar ruang kerjanya. Agar segera membawa Debby masuk kembali ke ruang isolasi. Rencananya sukses memancing sisi lain dari kepribadian Debby.

                           ***

‘Maaf, aku belum siap menikah lagi, Ben. Hubungan kita cukup sampai di sini.

Send.

Miss Leslie menatap wajah Terry, anaknya yang tertidur di sisinya. Kini ia sadar sanggup merawat Terry sendiri. Ia tak ingin menciptakan Debby yang lain, gadis kecil yang terkungkung dalam rasa cemburu karena sibling rivalry sejak ibunya melahirkan Anny, adik tirinya.

Tegal, 4 Oktober 2020

*Sibling rivalry adalah persaingan/perseteruan antara saudara kandung

2 Komentar

  1. Yang nulis cantik

    1. Pasti, Mimi Uwuuww.

Tinggalkan Balasan ke admin Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *