UNTAIAN CINTA

“Duhai bidadari bermata indah, bersinar bagai rembulan di langit malam. Biarlah pekerjaanmu kutuntaskan. Hiasi kelopak matamu dengan celak hitam, agar cinta ini terus bersemayam pada keanggunanmu yang tak pernah padam.”

Alif mengambil nampan di tangan Jasmine. Mengisinya dengan nasi mengepul dan menata daging di atasnya. Lalu, membasuh jemari Jasmine dengan air dalam gentong di sudut rumah, tetapi si pemilik nama itu malah cemberut. Bibir mungilnya mengerucut. Ada apa gerangan?

UNTAIAN CINTA

Episode: Malam Pertama

Karya: Hulwa BeeĀ 

Badai angin di luar terdengar mendesau. Bergulung-gulung. Menerbangkan debu juga apa pun yang dilewatinya. Bahkan rumah berbahan lumpur dengan rumbai pelepah kurma itu juga turut bergemuruh, tetapi Jasmine sama sekali tidak terganggu.

Jemari lentiknya begitu cekatan mengupas bawang dan mencacahnya hingga halus. Lalu, memotong satu paha kambing seukuran betis yang masih segar, dan melumuri mentega di setiap sisinya.

Jasmine bersenandung, hatinya membuncah tiada terkira sembari memanggang daging kambing yang aromanya tersebar di penjuru rumah. Meski pipi kemerahan yang sering membuat Alif jatuh cinta berkali-kali itu berhias abu hitam dari tungku kayu yang menyala. Namun, sama sekali tak menyurutkan rasa bahagia yang tengah menyelimuti rongga dadanya.

Ia mencipta cinta di atas bahagia/
Membasuh derita hingga terlupa/
Terbang tinggi menuju surga//

Ia membuat gelap menjadi terang/
Menjaga gemintang terus bersinar/
Abadi di setiap doa kupanjatkan//

Setelah lelah menanti sang suami diambang pintu dengan lapar dan dahaga di musim panas yang meranggas. Juga setelah hanya sahur dengan sepotong gandum dibagi dua. Awal Ramadhan ini Allah berikan nikmat berbuka yang luar biasa.

“Duhai bidadari bermata indah, bersinar bagai rembulan di langit malam. Biarlah pekerjaanmu kutuntaskan. Hiasi kelopak matamu dengan celak hitam, agar cinta ini terus bersemayam pada keanggunanmu yang tak pernah padam.”

Alif mengambil nampan di tangan Jasmine. Mengisinya dengan nasi mengepul dan menata daging di atasnya. Lalu, membasuh jemari Jasmine dengan air dalam gentong di sudut rumah, tetapi si pemilik nama itu malah cemberut. Bibir mungilnya mengerucut. Ada apa gerangan?

Bukankah sebelum ia datang, Jasmine bersenandung nada bahagia? Dahi Alif mengkerut berlipat-lipat. Mencoba menerka. Menatap manik kecoklatan itu dengan tatapan kebingungan.

“Apakah hanya rembulan yang bersinar terang? Lalu, sinar mentari terkurung dalam awan kelabu, ‘kah?”

Jasmine mendesah. Raut kecewa tergurat jelas di wajah cantiknya. Alif menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Seperti yang sering terjadi; Alif salah lagi menganalogikan atas seluruh rasa cintanya.

Wahai, lihatlah. Bahkan kini semburat jingga yang bertabur di langit senja turut mendung. Seakan cemburu akan keindahan rembulan. Bukankah sebelum rembulan datang, hangat mentari juga sinarnya tak kalah menawan?

Azan Maghrib berkumandang. Alif mencuri pandang. Senyum itu kembali merekah. “Sudah azan.” Jasmine terpekik senang.

Tanpa terasa bulir air mata merembes begitu saja di pipi Alif. Melihat kekasih hatinya yang bergegas menyiapkan secawan susu panas juga beberapa butir kurma untuk berbuka puasa. Setelah tiga rakaat ditunaikan.

Jasmine menggelar tikar berbahan bulu kambing di atas lantai. Wajahnya kembali bersinar terbasuh air wudhu. Celak hitam di matanya dipertajam seakan bidadari memang sedang turun dari surga.

“Malam ini adalah malam pertama kita di bulan Ramadhan. Dengan rezeki dari Allah, semoga Allah selalu merahmati hidup kita berdua.” Alif menatap Jasmine penuh cinta.

Jasmine tersenyum. Mengaminkan.

Malang, 22 Februari 2025

Bionarasi Penulis:

Hulwa Bee. Sebuah nama pena yang dipilih sebab memiliki arti yang begitu indah. ‘Lebah yang Manis’. Seorang penulis kelahiran Malang ini sangat menyukai lautan dengan debur ombaknya. Pada nyiur pantai yang melambai selalu sukses membawa syair kerinduan. Penasaran dengan karya-karya penulis ini, dapat dikunjungi di media sosial.

FB: Hulwa Bee
IG : hulwaabee

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *