Menampilkan 11 Hasil

PAPAKU PERKASA – Fitria LK

Gedung sekolah riuh tepuk tangan. Lomba menulis untuk siswa kelas tiga sekolah dasar telah menemukan enam pemenang, setelah beberapa hari yang lalu dilakukan seleksi. Di sudut ruangan itu, Chika 9 tahun. Duduk dengan cemas menantikan hasil penjurian. Beberapa hari itu pula, dia berdoa. Meminta Sang Maha Kasih, kali ini berharap mengabulkan permintaannya. Membuat papanya bangga. …

JIKA KAU DAN AKU ADALAH KITA

Karya: Heru Patria Pict by: Pinterest Jika kau dan aku adalah kita. Bersama arungi luasnya samudra kata kata. Berdayung diksi metafora. Menembus batas tanpa peduli sepinya sajak. Di tengah desau angin kehidupan. Bersama hadapi dunia kepalsuan. Kenakan topeng bidadari. Mainkan sandiwara di atas panggung kepura-puraan. Pada gelap hari-hari kita akan tetap menari. Sambil nyanyikan kepedihan …

SELAMANYA RINDU

Karya: Kang Oyim Pict by: Ayesha Humaira Sepagi ini rindu sudah hinggap di kelopak mata, menyulam rangup wajahmu yang semalam terkoyak-moyak oleh kantuk. Bahkan pahit biji kopi yang enggan diseduh kelam, ikut menguar dari tentakel pikiran dan makin membuatku kepayang. “Seperti inikah merinduimu, Sayang?” Di meja makan telah terhidang sepiring senyummu dengan toping kasih paling …

BAITKU UNTUKMU

Karya: Anita Pasaribu Pict by: jeffryv.hubpage.com Bagaimana lagi akan kutuliskan bait aksara yang indah hingga hatimu kembali berdegup kepadaku seperti dahulu. Ajarkan cara memperindah tutur kata yang kau anggap mampu menggetarkan sudut jiwamu yang lara sebab cinta. Tatkala luka itu mengering, sebab terobati waktu dan aku perlahan berusaha membasuhnya dengan kasih dan sayang setulus hati. …

Aksara Sang Patih

Karya: Candra Kumara Pict by Ragndar (Pinterest) Embus desah angin. Resah …. Mencekam dalam pekat rasa di purnama tanpa gemintang lintang. Tahta langit bergemuruh … meluruhkan tetesan air kama dari mega rindu menangisi buana. Setitik nila menghujani bersama ricik sungai waktu yang mengalir sendu. Sang Patih risau. Menghujat menangisi batin tiada titik temu. Dari pualam …

Gitar Sumbang

Karya: Candra Kumara Pict by Flickr (Pinterest) Reksaku mengamit rindu. Berdesah. Membawa sepoi angin menyuarakan ikrar hati. Aku bukan Sang Ali bin Abu Thalib, yang menyembunyikan rasaku pada Fatimah binti Muhammad. Menyuarakan batih risauku, untuk mencintaimu. Menjadi perisai waktu yang hanya membuka noktah naifku. Aku bukan Kahlil Gibran yang membungkus rapi repih hati dalam mozaik …

Musim Tiada Bergulir

Karya: Candra Kumara Kirana itu tetap sama. Seribu musim pun tak pernah bisa memalingkan mentari di angkasa. Seperti kias rupa sang pecinta. Tanpa batas dan sekat. Tanpa sang kala yang mengikis. Musim hanya berlalu dan pergi. Berganti setiap masa. Tapi … tidak bagimu. Iras itu bagai kecupan senja yang tiada beranjak setiap harinya. Meski, mega …

Merangkum Jarak

Karya: Candra Kumara Stasiun lebih pantas menumpuk penuh penumpang-penumpang pilu. Tidak hanya sebulan bahkan berjam-jam menunggu pulang dan bertamu. Dari deretan rel besi beku atau saling memeluk ketika memuai rindu. Di balik kaca itu ada jarak yang menggangu, meski asongan tiada lagi berlalu. Kembali bias cahaya membidikku untuk kembali menumpahkan rindu. Tenanglah, kekasihku.Suatu saat tak …

Cinta untuk sang Arjuna

Karya: Menik Mulandari dan Candra Kumara Cinta … setetes harap menyambut atma. Dari rupawan pelipur lara. Sang Arjuna yang telah mematikkan harsa asmara. Terbuai hingga tersesat dalam asmaraloka. Cinta … memasung rahsa pada renjana. Lathi kelu dalam bisu meski aksa meloka sempurnanya daksa. Meregas gelora asmara semaikan salya. Cinta … Dewi Durga telah menghanguskan kama …

Gandiwa Dewa Agni

Karya: Candra Kumara Serupa rinduku. Bagai ribuan anak panah dalam busur Dewa Agni. Menghunjam seluruh bentala nurani. Membawa rintih sakitmu melebihi hantaman gada bima. Aku sanggup menahan hujaman derita rindu ini. Wahai … kau rahara di bawah kaki rinjani. Meski selendang Drupadi terlucuti oleh Dursasana tanpa belas kasih. Sang durjana mengulas senyum puas di atas …